Wisata ke Kampung Baduy Banten

Wajib Dibaca

Muhammad Ni'am
Muhammad Ni'amhttps://masniam.com/
Seorang petani dengan 4 putri. Penggemar Nasi Goreng dan Fans berat Barcelona FC.

Alhamdulillah pada bulan November 2020 kemarin, saya dan beberapa dewan guru Pondok Modern Daarul Abroor berkesempatan mengunjungi kampung Baduy luar dan kampung Baduy dalam di daerah Banten.

Banyak hal yang bisa diambil pelajaran dari kehidupan penduduk suku Baduy selain keindahan alamnya yang masih asri.

Pelajaran Berharga dari Kampung Baduy Banten

Banyak pelajaran berharga dari wisata saya ke Kampung Baduy Banten, diantaranya:

Pertama, Hingga saat ini, terutama baduy dalam sangat baik dalam melestarikan adat dan kebudayaan mereka. Mereka benar-benar tak mau menerima teknologi modern mesin masuk ke dalam kehidupan mereka. Tak ada listrik, gas untuk memasak, smartphone, radio, televisi dan alat teknologi lainnya.

Hal ini menurut mereka sebagai bentuk cara pelestarian budaya yang sudah turun temurun mereka kerjakan. Jika teknologi masuk, mereka takut budaya dan pola fikir masyarakat akan berubah.

Kedua, Mereka sangat taat dengan aturan adat, taat dengan pemimpin adat (puun) mereka. Sehingga semua hal selalu dikomunikasikan dengan puun atau ketua adat mereka. Bisa dibilang semua kegiatan baik itu menanam, menikah, sakit dan hal penting lainnya selalu dikomunikasikan dengan tetua adat mereka.

Tetua adat mereka ibaratkan sebagai pemimpin bukan hanya saja pemimpin pemerintahan tapi juga pemimpin spiritual dan kehidupan.

Ketiga, Hidup bersama dengan alam. Mereka berprinsip, alam tak boleh diganggu tetapi wajib dijaga. Oleh karenanya, mereka berusaha memanfaatkan alam dengan sewajarnya. Mereka hanya menanam padi 1x dalam satu tahun. Tidak ada perburuan binatang hutan untuk dimakan atau dibunuh.

Keempat, Selalu menjaga kebersihan. Ketika awal saya memasuki kampung Baduy luar, saya dibuat takjub dengan keadaan kampung yang bersih dan tertata rapi. Saya kira hanya 1 kampung saja, ternyata hingga kampung ke 9 atau kampung Baduy luar yang saya lewati keadaan tetap sama.

Bahkan di rumah saya menginap juga sangat bersih, meskipun rumah hanya terbuat dari gedek bambu dan amben bambu tetapi kolong bawah rumah tetap bersih, belakang rumah bersih, kayu bakar disusuna rapih dan di simpan di atas.

Ketika saya tanyakan kenapa mereka sangat menjaga kebersihan, jawaban mereka bahwa menurut kepercayaan mereka membuat kotor atau tak menjaga kebersihan itu akan menyakiti leluhur mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Post Terbaru

Selamat Berjuang Anak-Anakku Santri Akhir 2021

Tak terasa, sudah hampir 4 dan 6 tahun Ananda berjihad menuntut ilmu di Daarul Abroor. Hari ini, ya hari...

Posting Lainnya